Rabu, 10 November 2010

KALAU BUKAN KARENA BERANI BERMIMPI

KALAU BUKAN KARENA…..
BERANI ! BERMIMPI…
( Bedah Buku: Maryamah Karpov karya Andrea Hirata )

Di bawah Menara Bastille, aku melamun, lalu menarik garis perjalanan dari titik mula aku beranjak, di sekolah dasar Laskar Pelangi yang sembarang waktu bisa roboh di pinggir hutan di Pulau Belitong sana.
Jauh tak terkira, terpencil. Dari situlah asal muasalku, dari satu kaum terbelakang yang tak percaya pada sekolah, yang kelaparan di lumbung harta gemah ripah timah. Menggerus pohon karet, menjerang kopra, menyarai madu, menangguk ikan, memunguti kerang, mengais untuk makan.
Dan di sini kini aku tertegun, terkesima akan misteri kebesaran Ilahi. Sebab tak kutemukan satu pun penjelasan bagaimana detik ini aku bisa berada di pusat peradaban Eropa: Paris, dan meraih ijazah dari universitasnya.
Jika dulu aku tak pernah berani bermimpi sekolah ke Perancis.....
Jika dulu aku tak menegakkan sumpah.. untuk sekolah setinggi-tingginya demi martabat Ayahku, aku dapat melihat diriku dengan terang sore ini: sedang berdiri dengan tubuh hitam kumal, yang kelihatan hanya mataku, memegang sekop menghadapi gunung timah, mengumpulkan nafas, menghela tenaga, mencedokinya dari pukul delapan pagi sampai magrib, menggantikan tugas ayahku, yang dulu menggantikan tugas ayahnya, turun-temurun menjadi kuli kasta terendah.
Aku menolak semua itu! Aku menolak perlakuan buruk nasib pada ayahku dan pada kaumku.
Kini Tuhan telah memeluk mimpiku.
Detik ini di jantung Paris, di hadapan tonggak penjara Bastille, perlambang kebebasan, aku telah merdeka, tak goyah, tak pernah sedikitpun menyerah.
Di sini, atas nama harkat kaumku, martabat ayahku, kurasakan dalam aliran darahku saat nasib membuktikan sifatnya yang hakiki bahwa Ia akan memihak para pemberani.
Hikmah apa yang dapat diambil dalam curahan hati seorang Andrea Hirata, salah satu murid Ibu Muslimah di sekolah dasar Laskar Pelangi, kaitannya dengan peningkatan mutu pendidikan di indonesia.
Coba perhatikan kalimat andrea di atas :
Jika dulu aku tak pernah berani bermimpi sekolah ke Perancis.....
Jika dulu aku tak menegakkan sumpah.. untuk sekolah setinggi-tingginya demi martabat Ayahku, aku dapat melihat diriku dengan terang sore ini: sedang berdiri dengan tubuh hitam kumal, yang kelihatan hanya mataku, memegang sekop menghadapi gunung timah, mengumpulkan nafas, menghela tenaga, mencedokinya dari pukul delapan pagi sampai magrib, menggantikan tugas ayahku, yang dulu menggantikan tugas ayahnya, turun-temurun menjadi kuli kasta terendah.
Dari ungkapan di atas dapat disimpulkan bahwa Andrea Hirata mampu meraih ijazah dari universitas terkemuka di Eropa, bukan karena mereka dulunya percaya diri dengan angka yang tinggi sewaktu sekolah atau karena dulunya meraih gelar rangking II sewaktu di sekolah dasar sampai sekolah menengah atas, akan tetapi karena mereka berani BERMIMPI !,
Karena mereka bersumpah demi martabat ayahnya, yang turun temurun menjadi kuli kasta terendah di kampungnya. Sehingga menjadi pemicu bagi Andrea untuk bertekad melanjutkan pendidikan sampai ke Prancis bagaimana pun keadaannya, bahkan dia rela jadi cleaning service merangkap koki pada sebuah kapal barang sebagai bayaran untuk jadi tumpangan secara gratis ke Pulau Jawa.
Pembelajaran pertama yang dapat diambil bagi dunia pendidikan kita adalah perlunya menanamkan karakter pribadi yang kuat dan tahan banting kepada anak didik kita sebagai penerus bangsa, sehingga dengan berani bermimpi serta tekad yang membaja mampu meraih mimpi-mimpi mereka, walau sewaktu di sekolah tidak mendapat rangking atau nilai yang tinggi.
Karena sangat banyak contoh nyata, orang-orang sukses di negara ini bahkan di dunia, bukan dari kalangan orang-orang pintar dan sekolah yang tinggi, tapi mereka hanya tamatan SD, SMP, atau SMA, mampu mempekerjakan para sarjana S1, S2, dan S3 di perusahaannya.
Bahkan pemilik Microsoft, Bill Gates adalah orang didrop out dari universitasnya kemudian dengan tekad yang kuat dan berpikir kreatif dapat menjadi orang terkaya di dunia.
Belum lagi seorang Ibu yang dulunya dikeluarkan dari sekolah (SMA) dengan semangat yang tinggi serta berani bermimpi, saat ini telah memiliki pesawat carteran sebanyak 14 pesawat.
Kemampuan-kemampuan di luar kapasitas mata pelajaran di sekolah perlu mendapatkan perhatian yang serius untuk ditanamkan kepada anak didik kita sejak usia dini terutama pembiasaan sikap-sikap yang terpuji, bila kita ingin bangsa ini mampu bangkit melawan arus global yang demikian kencang.
Belum lagi kalau kita menyoroti sisi: Per-ADAB-an modern, maka sepertinya masih dalam angan-angan kita kapan negara ini mampu memiliki per-Adab-an modern yang salah satu cirinya adalah memiliki keteraturan hidup dan sopan santun yang tinggi. Seperti sopan santun di jalan raya, sopan santun kepada orang lain, sopan santun di tempat kerja, sampai kepada sopan santun para elit politik. Juga teratur manakala ada antrean, teratur di stasiun, di bandara, sampai teratur dalam pembagian zakat.
Kita baru mampu memiliki: Peng-AJAR-an yang hebat dengan tingkat kesulitan yang tinggi dalam mata pelajaran pada anak-anak kita di sekolah dasar, sehingga mampu membawa nama bangsa ke kancah internasional dengan menjuarai beberapa event berskala global.
Akan tetapi yang menjadi pertanyaan adalah: ” Apakah yang menjadi dasar utama suatu negara dapat menjadi negara maju ?”
Cukupkah dengan menghasilkan anak-anak yang pintar ? atau jenius..?, saya kira jawabannya sudah kita tahu bersama.
Pertanyaan selanjutnya adalah: apakah pemimpin bangsa ini sudah memiliki kesungguhan dan komitmen yang tinggi dalam mengatasi masalah besar bangsa ini ? yaitu: masalah degradasi moral para generasi penerus yang ada di pundak anak didik kita yang berada di bangku sekolah.
Bagaimana dengan kurikulum kita yang sarat dengan konten yang padat dan membebani anak, bahkan orang tua sendiri kesulitan membantu anak-anaknya di rumah karena tingkat kesulitan yang tinggi.
Bagaimana pula peluang anak di sekolah dalam mengembangkan daya kreativitasnya? Apakah sudah cukup peluang yang disediakan oleh kurikulum kita ?
Pertanyaan-pertanyaan di atas menjadi pekerjaan rumah bagi kita semua sebagai anak bangsa untuk berbuat sesuatu dalam menyelamatkan bangsa ini dari ketertinggalan dengan bangsa-bangsa lain.
Semoga tulisan ini dapat menyadarkan kita untuk ikut merubah bangsa ini menjadi bangsa yang berper ADAB an modern.

DIBEDAH OLEH : ARMAN ANDI AMIRULLAH
STAF DIT.PEMB.TK DAN SD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar