Rabu, 10 November 2010

MISTERI BUKU LASKAR PELANGI

TETRALOGI LASKAR PELANGI
(Oleh : Arman A.Amirullah)

Ikal alias Andrea Hirata, adalah nama terakhir setelah tujuh kali berganti nama. Ia adalah seorang anak kuli tambang timah di pedalaman pulau belitong, dan dia pun seorang kuli ngambet di pelabuhan merangkap sebagai siswa, Ia seorang yang tidak berlatar belakang sastra, namun mampu menulis novel yang diakui oleh para sastrawan, ” Saya larut dalam empati yang dalam sekali. Sekiranya novel ini difilmkan, akan dapat membangkitkan ruh bangsa yang sedang mati suri ” ( Ahmad Syafi’i Maarif, mantan Ketua PP Muhammadiyah ). Bahkan sebelumnya tidak pernah menulis buku, tiba-tiba dapat menggegerkan dunia para penulis buku. Buku tersebut baru satu minggu beredar sudah dicetak ulang dan sampai saat ini sudah tercetak lebih dari setengah juta copy.
Novel laskar pelangi ditulis oleh penulisnya bukan untuk diterbitkan atau untuk mencari keuntungan dan popularitas, melainkan persembahan seorang murid yang kagum terhadap gurunya., esensi dari buku tersebut adalah : cinta seorang murid terhadap Ibu gurunya.”Sebuah memoar dalam bentuk novel yang sulit dicari tandingannya dalam khazanah kontemporer penulis kita.”( Akmal Nasery Basral, Jurnalis-penulis ).
Julukan Laskar Pelangi adalah julukan yang diberikan oleh Ibu Muslimah kepada muridnya untuk mengobarkan semangat juang bagi muridnya.
Tetralogi laskar pelangi diangkat suatu falsafah pendidikan tentang bagaimana keikhlasan seorang guru terhadap muridnya.
Dalam buku Laskar Pelangi juga diceritakan : bagaimana seorang guru rela mengajar dari kelas 1 SD sampai kelas 3 SMP seorang diri tanpa dibayar. ( hanya dibayar 15 kg beras yg terkadang sudah kutuan dan tidak setiap bulan datang, dan Ibu guru tersebut hanya bermodalkan ijazah SKP yang pada saat itu baru berumur 15 tahun, guru tersebut bernama Ibu Muslimah ).
Dalam wawancara dengan kick andy, Ibu Muslimah mengatakan bahwa bukan gurunya yang pintar tapi muridnya yang pintar : “Saya hanya seorang guru desa yg bodoh”, sungguh suatu sikap rendah hati yang patut dicontoh oleh para guru yang ada di negeri tercinta ini.” Buku Laskar Pelangi memberiku semangat baru yang tak ternilai untuk mengajar murid-murid meskipun kami selalu dirundung kesusahan demi kesusahan, meskipun dunia tidak peduli. Buku ini membuatku sangat bangga menjadi seorang guru.” ( Herni Kusyari, guru di daerah terpencil ).
menurut hemat kami apa yg ditulis oleh andrea hirata dalam tetralogi laskar pelangi adalah cerminan “roh” pendidikan kita ada disana.” Ceritanya berkisah tentang perjuangan dua orang guru yang memiliki dedikasi tinggi dalam dunia pendidikan. Novel ini menunjukkan pada kita bahwa pendidikan adalah memberikan hati kita kepada anak-anak, bukan sekedar memberikan instruksi atau komando, dan bahwa setiap anak memiliki potensi unggul yang akan tumbuh menjadi prestasi cemerlang pada masa depan, apabila diberi kesempatan dan keteladanan oleh orang-orang yang mengerti akan makna pendidikan yang sesungguhnya.” ( Kak Seto, Ketua Komnas Perlindungan Anak ).
Cerita tokoh lintang, adalah cerminan lemahnya kepedulian kita terhadap pendidikan secara menyeluruh. Dalam kasus lintang membuat ikal merasa dendam dengan apa yang dialami oleh lintang dan berjanji tidak mau menjadi lintang ke dua, yaitu seorang siswa jenius yang mengangkat nama baik sekolahnya, dan tidak pernah terlambat sekalipun ke sekolah walaupun jarak dari rumah ke sekolahnya adalah 80 km pulang pergi, dengan menyeberangi sungai yang ada buayanya, terkadang di tengah jalan rantai sepedanya putus tapi tetap lanjutkan perjalanan, juga terkadang hanya karena ingin menyanyikan lagu padamu negeri di sekolah dia bela-belain berangkat ke sekolah. Setelah kelas 3 SMP harus berhenti sekolah karena orang tuanya meninggal dunia dan harus menggantikan peran orang tua untuk menghidupi adik-adiknya.
Sekolahnya sering dilecehkan oleh SD lain, tapi berkat kapasitas intelektual seorang lintang dalam lomba cerdas cermat antar SD di kampungnya dapat mengangkat nama sekolahnya dengan menjuarai lomba cerdas cermat di desanya, dan mampu mematahkan teori guru fisika dari sekolah favorit di kampungnya.
Semangat Kebangsaan yang tinggi dari seorang Andrea Hirata :
Sungguh terharu membaca Motivation Letter yang ditulis oleh Andrea Hirata dalam proposal risetnya untuk memperoleh beasiswa ke Sorbonne Prancis dikatakan bahwa : ” Akan saya sumbangkan seluruh ilmu dan pengalaman riset yang saya dapatkan di Sorbonne demi kemajuan nusa dan bangsa, demi tanah tumpah darah saya! Tak berlebihan saya sampaikan bahwa secara diam-diam, sebenarnya saya telah lama bercita-cita ingin mencurahkan seluruh kemampuan yang saya miliki, tak digajipun tak apa-apa, demi mengangkat harkat dan martabat umat manusia yang masih terbelakang di negeri saya, negeri yang benar-benar saya cintai dengan sepenuh jiwa.....”(Edensor, Buku ke tiga tetralogi Laskar Pelangi ).
Dalam buku ke tiga tetralogi laskar pelangi Andrea Hirata menuliskan kata bijak ” banyak orang yang panjang pengalamannya tapi tak kunjung belajar, tapi tak jarang orang yang pendek pengalamannya tapi dapat mencerahkan sepanjang hidup”. ( andrea hirata, edensor ).

FILOSOFI SEORANG ” GURU ”

Pak,Harfan Kepala Sekolah Andrea Hirata di SD Muhammadiyah Pulau belitong, adalah tifikal “guru” yang sesungguhnya :
Yaitu: bukan hanya mentransfer sebuah pelajaran, tapi juga yang secara pribadi menjadi sahabat dan pembimbing spiritual bagi muridnya. Beliau sering menaikturunkan intonasi, menekan kedua ujung meja sambil mempertegas kata-kata tertentu, dan mengangkat kedua tangannya laksana org berdoa minta hujan ( laskar pelangi, hal.23)

Ketika mengajukan pertanyaan beliau berlari-lari kecil mendekati kami, menatap kami penuh arti dengan pandangan matanya yang teduh seolah kami adalah anak-anak melayu yang paling berharga.
Lalu membisikkan sesuatu di telinga kami, menyitir ayat-ayat suci, menantang pengetahuan kami, berpantun, membelai hati kami dengan wawasan ilmu, lalu diam, diam berpikir, seperti kekasih merindu, indah sekali ( laskar pelangi, hal.24 )

Beliau menorehkan benang merah kebenaran hidup yang sederhana melalui kata-katanya yang ringan namun bertenaga seumpama titik-titik air hujan. Beliau mengobarkan semangat kami untuk belajar dan membuat kami tercengang dengan petuahnya tentang keberanian pantang menyerah melawan kesulitan apapun. Beliau memberi kami pelajaran pertama tentang keteguhan pendirian, ketekunan, keinginan kuat untuk mencapai cita-cita. Beliau meyakinkan kami bahwa hidup bisa demikian bahagia dalam keterbatasan jika dimaknai dengan keikhlasan berkorban untuk sesama. Lalu beliau menyampaikan sebuah prinsip yang secara diam-diam menyelinap jauh dalam dadaku serta memberi arah bagiku hingga dewasa. Yaitu bahwa : ”Hiduplah untuk memberi sebanyak-banyaknya, bukan untuk menerima sebanyak-banyaknya.” (laskar pelangi, hal.24)
” Sebuah kisah tentang anak-anak yang luar biasa, yang mampu melahirkan semangat serta kreativitas yang mencengangkan.” ( Harian Pikiran Rakyat ).
kedalaman ilmu seorang murid bernama ikal dari sekolah kampung yang reot, dengan guru yang sederhana bernama ibu muslimah, dapat dirasakan dalam buku laskar pelangi, yaitu bagaimana ikal mendeskripsikan tentang kebodohan. ” Jika ingin menemui kebodohan maka berangkatlah dari tempat di mana saja di planet biru ini dengan menggunakan tabung roket atau semacamnya, meluncur ke atas secara vertikal, jangan sekalipun berhenti. Gapailah gumpalan awan dalam lapisan tropofer, lalu naiklah terus menuju stratosfer, menembus lapisan ozon, ionosfer, dan bulan-bulan di planet yang asing. Meluncurlah terus sampai ketinggian di mana gravitasi bumi sudah tak peduli. Arungi samudra bintang gemintang dalam suhu dingin yang mampu meledakkan benda padat. Lintasi hujan meteor sampai tiba di eksosfer-lapisan paling luar atmosfer dengan bentangan selebar 1.200 kilometer, dan teruslah melaju menaklukkan langit ketujuh, tempat yang tak pernah memiliki nama, di atas langit ke tujuh, disitulah kebodohan bersemayam.”( Laskar Pelangi, hal.103 ).

Kesuksesan Ikal alias Andrea Hirata menjadi seorang yang sukses dalam mencapai cita-citanya tak lepas dari pengaruh seorang guru dalam memotivasi dan menanamkan prinsip-prinsip kehidupan kepada muridnya sehingga mampu membangun mimpi-mimpi siswanya. Pengaruh pesan yang disampaikan oleh seorang guru sastra sewaktu SMA mampu membawa ikal ke Sourbonne, Paris-Prancis, serta keliling Eropa dan Afrika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar